CERITA SUKSES PENGUSAHA SYAMSIAH BISNIS KEMPLANG

PENGUSAHA SUKSES - Syamsiah ali tak lekang di bisnis kemplang. Semerbak aroma ikan tenggiri yang sudah dikukus bersama tepung tapioka langsung menyambut siapapun yang melangkah masuk kedalam rumah Syamsiah ali (63). Di wilayah sakitar palembang , yang dijadikan nya sebagai sentra produksi kemplang dan kerupuk .

Sukses Bisnis Kemplang
Bisnis Kemplang

Di siang yang terik, prioritas memperoleh kesempatan menyaksikan pembuatan kemplang sejak proses awal hingga menjadi produk yang siap di goreng . Sayangnya hari itu sedang tidak dilakukan proses pemanggangan serta penggorengan  kerupuk dan kemplang . Sementara tahap pengemasan dikerjakan di salah satu rumah Syamsiah lainnya . Adonan kerupuk dan kemplang terdiri dari ikan tenggiri, tepung tapioka serta bumbu bumbu. Setelah jadi adonan, cikal bakal kamplang yang bentuk bulat memanjang  diameter sekitar 3 cm dan panjang 60 cm, sedangkan untuk kerupuk dicetak dalam suatu wadah, kemudian dikukus dalam oven. Keluar dari oven, kerupuk dan kemplang dijemur dengan mengandalkan sinar matahari . Usai dijemur kemplang dipotong kecil kecil dengan mesin pemotong lalu dijemur kembali Syamsiah menerangkan sebagai proses pembuatan kemplang dan kerupuk .

Sejak anak anak "Cerita Sukses Bisnis Kemplang"

Usianya boleh dibilang sudah tidak muda lagi namun dengan penuh semangat Syamsiah mengisahkan perjalanan hidupnya yang telah berkecimpung dengan kemplang semenjak usia 10 tahun . Masa kanak kanak Syamsiah dihabiskan bersama salah seorang kerabatnya yang tinggal di pulau bangka sekitar tahun 1960 , ia sering bertandang ke rumah tetangganya yang memproduksi kemplang meski seringkali dimarahi oleh para pekerja karena cukup mengganggu Syamsiah tidak pernah jera , Syamsiah antusias melihat proses pembuatan kemplang sambil sesekali membantu.

Genap berusia 14 tahun syamsiah memberanikan diri melamar pekerjaan di tetangganya tersebut. Gayung bersambut syamsiah diterima bekerja dengan gaji mingguan , sayangnya kegembiraan nya hanya bertahan 2 tahun menginjak usia 16 tahun syamsiah pulang ke rumah orang tuanya di palembang.

Ketika pulang ke orang tua praktis tidak ada pekerjaan yang bisa saya lakukan alias menganggur . Di tengah kegalauan , muncul ide untuk membuat kemplang berbekal ilmu yang pernah dipelajarinya dulu . Syamsiah pun langsung berbelanja sagu 5 kg , beserta ikan tenggiri . Dari bahan bahan tersebut Syamsiah dapat menghasilkan 5 kg kemplang yang sudah dipanggang. Syamsiah menitipkan kemplang ke warung warung terdekat lengkap dengan sambalnya  waktu itu kan di palembang masih sedikit orang yang bikin kemplang jadi saya harus titip dulu ke warung mereka bayar kalau kamu pulangnya habis lalu saya kirim lagi mungkin karena tergolong makanan baru banyak yang suka dengan gamblang ungkapnya .

Semangat berekstensi ."Cerita Sukses Bisnis Kemplang"

Hari demi hari kesibukan syamsiah di rumah orangtuanya diisi dengan usaha membuat kemplang . Setelah menikah usaha kembang samsiah dibantu seorang suami, Effendi setiap pulang dari kantor. Melihat antusiasme konsumen yang cukup tinggi lamsung bersemangat untuk menawarkan kemplangnya ke pusat toko toko buah yang cukup ramai di palembang . Tidak jarang yang ditegur oleh supir angkutan umum karena membawa barang yang melampaui batas sehingga mengganggu penumpang lain. Ternyata hasil jualan kamplang lumayan saya jadi tambah semangat sedihnya saya tidak bisa bawa barang banyak banyak sementara kalau naik becak ongkosnya jauh lebih mahal lanjut syamsiah .

Seiring waktu kemplang bikinan syamsiah mulai digemari masyarakat . Betapa repotnya diri saya harus mengirim permintaan dari toko dengan menggunakan angkutan umum . Sejak itu uang disisihkan hasil keuntungan untuk membeli sepeda motor . Tahun 1972 Syamsiah mampu membeli motor bekas seharga 375 ribu rupiah . Dalam benaknya syamsiah berharap bisa melakukan ekspansi sejauh mungkin dengan mengendarai sepeda motor .

Suka duka dirasakan syamsiah selama menjalani bisnisnya dengan sepeda motor . Hujan dan panas sudah menjadi teman sehari hari bahkan seringkali ia membetulkan sendiri motornya di jalan . Sudah tak terhitung berapa kali motor saya mogok saya ini jago kalau disuruh ganti busi hahaha . Katanya bernostalgia .

Memasuki awal tahun 1980an , Syamsiah mengganti motor dengan mobil minibus yang dibeli seharga 2 juta rupiah . Adanya kendaraan yang lebih umum  mumpuni ini , memungkinkan syamsiah untuk meluaskan area jualan hingga keluar palembang , seperti prabu mulih , betung dan sekitarnya .

Melayani distributor."Cerita Sukses Bisnis Kemplang"
Dengan majunya usaha yang dirintis mendesak  Syamsiah untuk mencari tempat yang lebih luas lagi , tahun 1987 , Syamsiah membeli rumah yang sekaligus dijadikan toko . Karena letaknya dekat pasar , toko kemplang Syamsiah ramai dikunjungi orang orang yang mau ke pasar . Di tempat barunya ini pula syamsiah mulai menggunakan nama keong mas  501  dan memproduksi pempek sendiri .

Karena pelanggan yang mampir ke toko sering menanyakan pempek akhirnya saya juga membuat pempek . Tapi saya hanya menjual pempek di toko sendiri tidak mengirim ke toko lain sebab pempek tidak tahan lama resiko kerugian yang cukup tinggi tutur ibu dari Joni ,Linda dan Lilis sumiati ini .

Waktu terus berjalan  ekspansi kemplang dan kerupuk produksi keong mas 501  makin meluas . Syamsiah tidak hanya melayani  pengiriman produk yang siap konsumsi tapi juga produk mentah yang siap goreng atau panggang .

Hingga kini syamsiah melayani pengiriman kemplang mentah ke distributor yang terbesar di padang  lampung dan jakarta . Informasi yang tersebar dari mulut ke mulut sangat membantu memperluas area bisnis kemplangnya. Demi kelancaran produksi Syamsiah telah memiliki sekitar 20 karyawan dan menggunakan teknologi mesin pemotong yang handal . Hanya saja sampai saat ini belum ada teknologi yang mampu menggantikan teriknya sinar matahari yang sangat dibutuhkan dalam proses penjemuran . Mau tidak mau Syamsiah harus menggenjot produksi pada saat musim kemarau .

Disinggung soal rencana dan target bisnis kedepan syamsiah mengatakan saya sudah waktunya pensiun biar anak saya saja yang berpikir tentang kemajuan usaha ini sekarang sudah banyak orang yang bisa memproduksi kemplang untuk memenangkan persaingan kita harus lebih kreatif lagi .

Untuk memenangkan persaingan kita harus lebih kreatif daripada kompetitor...
bersambung